Keseluruhan hati bertumpah-ruah
Menguras air mata yang mengering sudah
Kosong menghampa
Berongga tanpa sisa
Inilah gundah-gulana jiwa
Yang menghapus warna tak bernoda
Di kala angin menghembus tak berkata
Ketika hujan menyapu keheningan menjadi suara
Saat itu pula rembulan tak menyala
Dan bintang pun tak mampu meneranginya
Tiba-tiba lelap membangunkanku tuk meminta
Membujukku tuk menghamba-menghiba
Ku curahkan segala duka beserta amarah
Tapi Tuhanku seolah berpaling wajah
Kepedihan itu..
Menghancurkan sebaris tanya yang susah payah ku tata
Seakan-akan menganggap tangisanku hanyalah sebuah hina
Akh..Aku bagaikan mati rasa
Kucoba tuk berbangkit,,
Namun kedua kakiku tak sudi di per-sakit
Kuteriaki seluruh raga,,
Tanpa peduli pada kesakitan yang kurasa
Lalu aku roboh..
Berlutut
Roboh lagi
Merangkak
Dan tertawa sekeras yang ku bisa
Oh..Aku merasa benar-benar gila
Saat kutengok otakku yang remuk-redam berceceran
Tapi hatiku masih terpasang
Terus memaksaku untuk berjuang
Aku kian lelah-melemah
Seiring kudengar sisa imanku berbisik berat
Kemudian mengutuki ku laknat hingga bejat
Sungguh..
Tak sedikit pun aku ciut
Aku tak takut
Karena “Aku bukan pengecut!!”